BAB I
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur senantiasa terpanjat kehadirat Allah Swt.,
penguasa alam semesta dan penggenggam segala urusan semua makhluk-Nya. Teriring
sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpah kepada junjungan alam,
manusia teladan sepanjang zaman dan pemilik hati termulia sepanjang sejarah
peradaban manusia, yang kebijaksanaanya tidak tergantikan oleh siapapun,
Rasulullah Muhammad SAW.
Karena hanya atas berkat rahmat-Nya semata, hingga saat ini kita masih
dapat menjadi bagian dari kehidupan dunia yang terus berputar menjalani takdir
dan kehendak sang khaliq serta menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang
dapat hidup dengan aman, rukun dan damai, diatas pondasi kebhinekaan yang
dieratkan dengan landasan ideal pancasila serta landasan konstitusional UUD
1945. Kehidupan yang majemuk ini menjadikan kita senantiasa menjadi teladan
bagi negara–negara lain untuk terus memelihara perdamaian dunia tentu dengan
senantiasa menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi cikal bakal
tangguhnya rasa nasionalisme ini.
Sebagai generasi penerus bangsa, setiap diri kita diwajibkan untuk
terus melestarikan budaya luhur bangsa ini, kemudian membuat nilai tambah dalam
kehidupan peradaban generasi kita agar kelak anak cucu kita merasakan manfaat
kehidupan yang kita jalani dan meneruskan perjuangan kita untuk mempertahankan
negeri ini hidup bila perlu 1000 tahun lagi.
Sebagaimana kita sadari bersama, bahwa penjajahan dewasa ini tidak
dalam bentuk penjajahan seperti zaman penjajahan Belanda, Jepang, Spanyol dan
lain-lain, maka sejatinya penjajahan masa kini lebih mengkhawatirkan karena
mempunyai efek jangka panjang yang sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan
berbangsa dan bernegara khususnya rasa cinta tanah air dan bangsa.
Mengapa demikian? Banyak hal yang menjadi penyebabnya yakni tayangan
televisi yang dapat diakses dari seluruh dunia, keberadaan gadget/hp yang
aksesnya juga tanpa batas, kemudian kebudayaan barat yang datang hampir tanpa
filter sama sekali serta para orang tua yang
nyaris tidak paham bahwa sesungguhnya negeri ini sedang dijajah
melalui penjajahan ekonomi, sosial, budaya, ideologi, politik bahkan pertahanan
dan keamanan.
Untuk itu, kendatipun mungkin langkah ini sudah terlambat, tetapi
mudah-mudahan menjadi oase ditengah gersangnya penggagas kecintaan terhadap
tanah air, menjadi inisiator ditengah-tengah kehidupan kita yang semakin
individualistis, menjadi pemersatu ditengah-tengah hilangnya rasa kebersamaan
dan mudah-mudahan sekali lagi menjadi amal jariyah untuk kita kelak menghadap
kehadirat-Nya.
Bahwa Dia yang membolak-balikkan hati kita semua, bahwa Allah Swt.,
yang menggenggam semesta raya ini, mari ketuk hati kita untuk bersatu padu
melestarikan alam raya yang sudah Dia ciptakan dengan sempurna ini.
Ayo singsingkan lengan baju, berkontribusi demi peradaban anak cucu
kita kedepan. Akhirnya, taka ada gading yang tak retak, dengan segala
kerendahan hati, kami memohon maaf apabila banyak tutur kata yang kurang
berkenan, dan atas perhatiannya kami haturkan terima kasih.
1.1. DASAR PEMIKIRAN
Sebagaimana telah disinggung sedikit dalam kata pengantar Kopalan, bahwa kita harus
bersama-sama mewujudkan kecintaan terhadap tanah air kita demi keberlangsungan masa
depan bangsa ini, maka, kami berharap, komunitas ini memberikan implikasi
positif yang berkesinambungan dan daya dorong yang luar biasa agar generasi
penerus bangsa ini tidak terjerumus kedalam hal-hal yang merugikan diri dan
lingkungannya.
Mengapa hal ini menjadi urgensi yang harus dipupuk terlebih dahulu?
Setelah tadabur yang cukup lama dan berpuluh tahun masanya, kami mempunyai satu
kesimpulan yang mudah-mudahan tidak keliru, bahwa seseorang yang peduli dengan
alam/lingkungannya ternyata lebih menguasai persaingan kehidupan yang
dijalaninya, mereka lebih peka terhadap persoalan-persoalan sosial yang menjadi
bumbu dalam kehidupan ini dan tadabur alam menjadikannya tahu siapa dirinya,
darimana datangnya, serta apa tugas hidupnya didunia dan kemana dia kelak akan
pulang.
Kopalanusantara sejatinya sudah lahir sejak masa remaja yang
dikarenakan keterbatasan akses pada waktu tersebut maka, ide ini tidak dapat
terealisasi dengan nyata, namun terus hidup dalam cita-cita luhur dalam
kehidupan ini. Dan, Alhamdulillah, pada 29 Juni tahun 2017 ini, Kopalan dapat berdiri kendatipun
dengan segala keterbatasan yang ada maka
pada tanggal 29 Juni 2017 dilakukan penanaman perdana kendatipun saat itu di
musim kemarau. Atas dukungan dari teman-teman terbaiknya, serta dukungan juga
dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu ( semoga Allah
Swt., membalas segala kebaikan sahabat semua ), maka Kopalan inshaalloh akan menjadi Komunitas Pelestarian Alam
Nusantara yang kedepan semoga mampu menjadi Komunitas berkelas dunia seperti
halnya Greenpeace milik dunia disertai dengan niat yang lurus dan satu yakni
mengabdi kepada Sang Khaliq. Semoga jalan ini senantiasa ada dalam ridho dan
rahmat Allah Swt.
1.2. NAMA KEGIATAN
Penanaman 3000 pohon di bukit Tanggeran 6
titik sumber mata air “JAGA ALAM KITA UNTUK KEBAHAGIAAN SELURUH GENERASI”.
1.3. VISI DAN MISI
1.3.1. VISI
“
Menjadi komunitas yang bertekad melestarikan alam
nusantara
demi kebahagiaan seluruh generasi “
1.3.2. MISI
1.
Memupuk rasa Kebersamaan antar anggota komunitas maupun dengan seluruh
anak negeri ;
2.
Menggugah peradaban pelayanan terhadap semesta dengan pondasi
keikhlasan hanya mengharap ridho-Nya semata demi kelestarian alam Nusantara
tercinta.
Menghijaukan kawasan yang gundul, sebagai reboisasi guna menghindari
erosi dan banjir serta berdampak meningkatkan volume air di lingkungan wilayah
tersebut. Mengingat dikala musim kemarau debit air sangat drastis berkurang
untuk kebutuhan sehari-hari warga sekitar.