Saturday, July 21, 2018

Proposal Rehabilitasi Hutan dan Lahan






LATAR BELAKANG

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu sistem ekologi yang tersusun atas komponen - komponen biofisik dan sosial (human systems) yang hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan satusama lain. DAS Citanduy, yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Cilacap, sebagian kecil di Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. DAS Citanduy, dapat dirinci lebih detail menjadi Sub DAS Citanduy Hulu, Cimuntur, Cikawung, Ciseel dan Kawunganten/Segara Anakan. Secara geografis kawasan ini berada diantara 108o-109o 30’ Bujur Timur dan 7o– 8o Lintang Selatan (Prasetyo,2004).

Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy mempunyai peran yang besar dalam kelangsungan perkembangan ekosistem estuari Segara Anakan. Sungai Citanduy menyuplai air tawar yang sekaligus mengandung sedimen hasil erosi yang cukup besar dan juga polutan lain yang berasal dari rumah tangga dan pertanian. Minimnya luas hutan dan tingginya pembangunan tanggul - tanggul sepanjang sungai, membuat Citanduy diperkirakan memasok sedimen ke Segara Anakan 0,74 juta m3 / tahun, atau 74% dari seluruh sedimen yang masuk ke Segara Anakan (data dari Konsorsium LPM ITB, IPB, Unpad, dan Unigal dalam Apip dkk, 2004). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa upaya penyelamatan tutupan hutan tersisa di hulu DAS harus segera dilakukan tidak hanya mencegah berkurangnya luas tutupan hutan namun juga menjamin keberadaanflora - fauna penting dari ancaman kepunahan. Salah satu upaya penyelamatan dimaksud adalah dengan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL).


Rehabilitasi lahan merupakan suatu usaha memperbaiki, memulihkan kembali, dan meningkatkan kondisi lahan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air, mau pun sebagai unsur perlindungan alam dan lingkungannya (Wahono, 2002: 3). Menurut Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan perananannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga (Anonim, 2008). Lahan kritis sendiri merupakan lahan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai pengatur media tata air maupun unsur perlindungan alam dan lingkungannya (Wahono, 2002). Karakteristik kegiatan yang kompleks mengakibatkan proses RHL perlu dilakukan dengan cermat, sistematis, dan menyeluruh.

Salah satu bentang alam hutan di DAS Citanduy yang perlu segera mandapatkan pengelolaan berupa kegiatan

rehabilitasi hutan dan lahan adalah Gunung Tanggeran di Desa Cisalak, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap dan juga di Kalijati (Kawasan Penyangga Cagar Alam Nusakambangan Barat, Kabupaten Cilacap). Kelestarian Gunung Tanggeran punya arti penting bagi masyarakat karena menjadi daerah resapan air dan sumber mata air untuk keperluan hidup masyarakat di Desa Cisalak maupun desa lain di bagian hilirnya. Perubahan vegetasi yang dulunya berupa hutan alam menjadi hutan tanaman monokultur Pinus diduga menjadi penyebab turunnya kuantitas dan kualitas air dari sumber mata air yang ada sehingga tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain menyebabkan kekeringan saat kemarau, rusaknya hutan di Gunung Tanggeran juga bisa menyebabkan erosi dan tanah longsor di hulu kemudian banjir dan sedimentasi lumpur di hilir DAS ketika musim hujan. Bencana-bencana lingkungan ini telah banyak menyebabkan kerugian material maupun nonmaterial bagi masyarakat.

Di Kalijati (Kawasan Penyangga Cagar Alam Nusakambangan Barat, Kabupaten Cilacap) telah terjadi perubahan tutupan lahan. Lahan yang sebelumnya berupa hutan alam kini secara ilegal telah berubah menjadi lahan pertanian. Di sisi lain, dalam pengelolaan kawasan konservasi, seharusnya kawasan penyangga bisa menjadi pendukung bagi kawasan konservasi. Dengan rusaknya kawasan penyangga, kelestarian Cagar Alam Nusakambangan Barat pun menjadi terancam padahal kawasan konservasi ini merupakan salah satu sisa terakhir hutan alam dataran rendah di DAS Citanduy dengan keanekaragaman hayati yang bernilai tinggi. Cagar Alam Nusakambangan Barat merupakan habitat bagi Pohon Plahlar (Dipterocarpus littoralis) yang endemik Pulau Nusakambangan dan juga habitat bagi Macan Tutul Jawa (Panthera

pardus melas) yang sudah sangat terancam punah atau Critically Endangered (CR).


Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan serta lahan di DAS Citanduy (di Gunung Tanggeran dan di Kalijati) sehingga daya dukung, produktivitas, dan perananannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.alah satu bentang alam hutan di DAS Citanduy yang perlu segera mandapatkan pengelolaan berupa kegiatan

rehabilitasi hutan dan lahan adalah Gunung Tanggeran di Desa Cisalak, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap dan juga di Kalijati (Kawasan Penyangga Cagar Alam Nusakambangan Barat, Kabupaten Cilacap). Kelestarian Gunung Tanggeran punya arti penting bagi masyarakat karena menjadi daerah resapan air dan sumber mata air untuk keperluan hidup masyarakat di Desa Cisalak maupun desa lain di bagian hilirnya. Perubahan vegetasi yang dulunya berupa hutan alam menjadi hutan tanaman monokultur Pinus diduga menjadi penyebab turunnya kuantitas dan kualitas air dari sumber mata air yang ada sehingga tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain menyebabkan kekeringan saat kemarau, rusaknya hutan di Gunung Tanggeran juga bisa menyebabkan erosi dan tanah longsor di hulu kemudian banjir dan sedimentasi lumpur di hilir DAS ketika musim hujan. Bencana-bencana lingkungan ini telah banyak menyebabkan kerugian material maupun nonmaterial bagi masyarakat.

Di Kalijati (Kawasan Penyangga Cagar Alam Nusakambangan Barat, Kabupaten Cilacap) telah terjadi perubahan tutupan lahan. Lahan yang sebelumnya berupa hutan alam kini secara ilegal telah berubah menjadi lahan pertanian. Di sisi lain, dalam pengelolaan kawasan konservasi, seharusnya kawasan penyangga bisa menjadi pendukung bagi kawasan konservasi. Dengan rusaknya kawasan penyangga, kelestarian Cagar Alam Nusakambangan Barat pun menjadi terancam padahal kawasan konservasi ini merupakan salah satu sisa terakhir hutan alam dataran rendah di DAS Citanduy dengan keanekaragaman hayati yang bernilai tinggi. Cagar Alam Nusakambangan Barat merupakan habitat bagi Pohon Plahlar (Dipterocarpus littoralis) yang endemik Pulau Nusakambangan dan juga habitat bagi Macan Tutul Jawa (Panthera

pardus melas) yang sudah sangat terancam punah atau Critically Endangered (CR).

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan serta lahan di DAS Citanduy (di Gunung Tanggeran dan di Kalijati) sehingga daya dukung, produktivitas, dan perananannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.












Download Juga Proposal Rehabilitasi Hutan dan Lahan Disini

1 comment:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html